Nama : Muhammad
Faruq Bukhori
NIM :
13020117140087
DEMOKRASI
INDONESIA
A.
Demokrasi
Gelombang demokratisasi
yang melanda berbagai belahan dunia serta terus menyebar membesar menghancurkan
simbol-simbol otoritarianisme komunis di Eropa.
1.
Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan
system pemerintahan yang berasal dari kedaulatan rakyat secara menyeluruh dan
dijalankan secara langsung oleh rakyat.
Menurut Robert Dahl,
demokrasi memberikan kesempatan kepada warga Negara untuk : ,
a.
Berpartisipasi
secara efektif
b.
Setara dalam hak
suara,
c.
Mencapai
pemahaman yang baik,
d.
Menjalankan kontrol
akhir terhadap agenda, dan
e.
Melibatkan orang
dewasa.
Adapun institusi
politik penting untuk mencapaitujuan itu ialah :
a.
Pejabat terpilih,
b.
Pemilu yang
bebas, adil, dan rutin,
c.
Kebebasan
berpendapat,
d.
Adanya sumber
informasi alternatif,
e.
Otonomi
asosiasional, dan
f.
Kewarnegaraan
yang inklusif (Dahl, 1998).
Definisi secara singkat dari demokrasi ialah kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2.
Sejarah Perkembangan Demokrasi
Demokrasi sudah ada
pada masa Mesir dan Mesopotamia Kuno. Pada saat itu bangsa tersebut sudah lebih
demokratis ketimbang bangsa Yunani Kuno. Bangsa Mesir memungkin kaum wanita
menjadi bagian dari keanggotaan, dan berbeda dengan bangsa yunani kuno yang
tidak membolehkan kaum wanita ikut bergabung. Mengenai masa Romawi kuno,
konstitusi yang ada pada saat itu berhasil memadukan elemen monarkhi,
aristokrasi, dan demokrasi. Orang Romawi menamakannya “ Republik” yang berarti ”sesuatu
yang menjadi milik rakyat”. Pada awalnya system ini hanya boleh dikuti oleh
para bangsawan saja, namun dalam perkembangannya masyarakat biasa diperkenankan
untuk ikut berpartisispasi.
Diawal perkembangan
demokrasi, demokrasi berawal di Inggris, ditandai dengan adanya Magna Charta (Piagam Besar) tanggal 15
Juni 1215, yang berisi kontrak antara Raja John dengan sejumlah bangsawan. Pada
tahun 1688 di Inggris terjadi The Glorius
Revolution, kejadian tersebut mengawali babak baru bagi demokrasi yang ada
sebulumnya di Inggris, yaitu pengalihan kekuasaan dari tangan raja ke parlemen.
Institusionalisasi
gagasan demokrasi mencapai puncaknya pada Revolusi Amerika tahun 1776.
Demokrasi tidak hanya diakui sebagai ideologi namun dapat disepakati sebagai
pedoman jalan hidup suatu bangsa. Di zaman modern ini demokrasi telah menjadi
isu bersama dengan bangsa-bangsa lain dengan adanya keteapan Declaration of Human Right oleh PBB. Itu
menjadi bukti bahwa perlawanan manusia terhadap penindasan dan tirani.
3.
Tipe-tipe demokrasi
Tipe-tipe demokrasi
yang ada didunia ini menurut David Collier dan Steven Levitsky setidaknya ada
kurang lebih 550 jenis demokrasi. Namun empat titik perkembangan demokrasi,
yaitu : Rezim Otoritarian, Demokrasi Elektoral, Demokrasi Liberal, dan
Demokrasi Penuh.
a.
Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung disebut juga sebagai demokrasi
‘Asli’. Artinya demokrasi ini memang berasal dari rakyat tampa perlu melalui
perantara dan tanpa manipulasi. Kelebihan demokrasi model ini mengembalikan
sebanyak mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat. Kelemahan dari
demokrasi mode ini terletak pada pembatasan, yakni demokrasi ini diterapkan
dalam ruang lingkup yang kecil.
b.
Demokrasi Perwakilan
Demokrasi model ini berkebalikan dengan demokrasi
langsung yaitu, demokrasi ini melalui perwakilan yang ditunjuk dan
bertanggungjawab kepada mereka. Tipe demokrasi ini dibagi menjadi beberapa
subtype, sebagai berikut :
1.
Demokrasi
Parlementer
Merupakan
satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi dalam pengambil keputusan yang
dipimpin perdana menteri.
2.
Demokrasi Presidensial
Kepala
Negara dipilih langsung oleh rakyat.
3.
Dalam sistem
demokrasi ini presiden dipilih langsung oleh rakyat, tetapi kekuasaannya
terbatas.
B.
Dedmokratisasi
1.
Gelombang Demokratisasi
Hakekatnya demokratisasi merupakan proses menuju
demokrasi. Demokratisai sebagai perubahan dari rejim otoriter menuju poliarkhi
dan liberalisasi lebih tinggi.
a.
Demokratisasi Gelombang Pertama (1828-1926)
Pada
periode ini lebih dari 30 negara setidaknya telah memiliki lembaga demokrasi di
tingkat nasional.
b.
Gelombang Demokratisasi Balik Pertama (1922-1942)
Pada
tahun 1920-an ada gerakan kembali ke bentuk otoriter atau totaliter.
c.
Gelombang Demokratisasi Kedua (1943-1962)
Pasca
Perang Dunia II, Negara-negara yang kalah perang peraktis mengikuti alur
dinamika politik internasional. Pada sisi lain, runtuhnya kolonialisme barat
melahirkan Negara-negara baru yang bergerak ke arah demokrasi.
d.
Gelombang Demokratisasi Balik Kedua (1958-1975)
Pada
masa ini lebih dikenal sebagai fase berdarah. Di masa ini ada kurang lebih
Negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin
yang kembali ke otoriterisme, serta bergabungnya kekuatan elit militer dan
sipil bersama-sama untuk mengelola kekuatan secara sinergis.
e.
Gelombang Demokratisasi Ketiga (1974)
Dipicunya
kejadian di Spanyol, Portugal, dan Yunani yang seolah-olah menjungkirbalikkan
teori bahwa demokrasi tidak dapat hidup di Negara-negara berkembang.
f.
Gelombang Demokratisasi Balik Ketiga (1991)
Gelombang
demokratisasi balik ketiga ini membuat orang-orang ragu apakah benar gelombang
ini terjadi. Pasalnya di Indonesia dilaksanakannya pemilu paling demokrasi.
2.
Isu-isu Kritis
Demokrasi umunya selalu disudutkan, bahkan ditudung
sebagai kambing hitam dari masalah yang dihadapai Negara. Maka dari itu
munculnya pro dan kontra mengenai kaitan demokrasi dengan yang lainnya.
a.
Demokrasi dan Pembangunan
Antara
demokrasi dan pembangunan, keduanya sering dipertentangkan di saat para elit
hendak menentukan pilihan strategis dalam pembangunan nasional. Dalam kondisi
tertentu perdebatan pun muncul, kubu moderenisasi-demokrasi bersikukuh bahwa
pertumbuhan ekonomi hanya dapat berlangsug lebih pesat jika dilakukan di alam
demokrasi.
b.
Demokrasi dan resikalisme agama
Hubungan
demokrasi dan radikalisme agama antara keduanya menunjukkan wajah yang paradoksal.
Isu ini bermula dari tesis bahwa Negara-negara yang tidak demokratis merupakan
wilayah produktif bagi lahirnya gerakan radikalisme agama.
c.
Demokrasi dan Konflik
Negara
yang berdemokrasi “matang” hak kelompok minoritas cenderung dilindungi dan konflik
SARA makin hilang. Sebaliknya, petaka terjadi apabila di suatu Negara
melaksankan demokrasi secara”tanggung” maka pecahnya kerusuhan SARA.
d.
Demokrasi dan Korupsi
Ketika
laju perkembangan demokratisasi ternyata berjalan seiring dengan korupsi.
Jonathan
Moran mengkategorikan beberapa Negara transisi , yang sekaligus juga menuju
massif korupsi ialah :
1.
Negara transisi
dari kekuasaan otoriter ;
2.
Transisi dari
bekas komunis ;
3.
Negara-negara
dekolonisasi ;
4.
Negara-negara
baru.
Ketika memasuki transisi demokrasi,
Negara-negara memperlihatkan gejala yang sama, yaitu :
1.
Negara dalam
keadaan lemah ;
2.
Tidak berhasil
mereduksi korupsi ;
3.
Adanya
liberalisasi politik.
3.
Prospek Demokrasi
Demokrasi tidak mudah berkembang dalam realitas
politik yang kondusif, yaitu masyarakat individualis yang kompetitif dan
berorientasi pasal. Ditengah kontroversi pro dan kontra terhadap demokrasi,
perlu dikemukakan fenomena menarik sehubungan praktik-praktik demokrasi di
berbagai belahan dunia.
C.
Demokrasi di Indonesia
Setelah berhasil menumbangkan rejim otoriter, bangsa
Indonesia berkutat dalam pembenahan reformasi politik ke demokrasi
sesungguhnya. Secara garis besar perkembangan demokrasi di Indonesia dapat
dibagi dalam empat periode, sebagai berikut :
1.
Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Indonesia
dulunya menganut sistem demokrasi presidensial, namun perubahan ke demokrasi
parlementer karena adanya konvensi syahrir tahun 1946. Dalam periode tersebut
peran parlemen dan partai sangat dominan, dan semakin dikukuhkan dengan berlakunya
konstitusi RIS dan UUD RI Tahun 1950.
2.
Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi
ini diartikan sebagai demokrasi yang mengakui adanya pimpinan. Tujuannya adalah
menyingkirkan perusak-perusak demokrasi. Demokrasi ini juga menunjukkan
pendirian yang tegas dan sikap hidup yang nyata.
3.
Demokrasi Pancasila (1966-1998)
Pada
masa Orde Baru, demokrasi Indonesia dinamakan demokrasi pancasila. Tujuannya
adalah kembali ke pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Peran presiden dan militer sangat dominan pada masa demokrasi
pancasila, dan prakteknya rejim tersebut lebih represif dan otoriter.
4.
Era Reformasi (1998-Sekarang)
Sejak tumbangnya
rezim Orde Baru, bangsa Indonesia mulai mencoba ke demokrasi penuh. Bagi
Indonesia sekarang yang diharapkan adalah demokrasi yang benar-benar
bertanggungjawab.
Comments
Post a Comment